KETUA BAORI PUSAT : Baori Bekerja Bukan Hanya Dari Sisi Hukum

ARENA PON XX589 Dilihat

MEPAGO.CO- JAYAPURA- KONI Papua dan  Baori KONI Pusat menggelar Bimbingan Teknis (Bimtek)  calon hakim Arbitrase PON XX Tahun 2020 di SwessBell Hotel, Kamis 20  Februari 2020. Bagi calon hakim Arbitrase yang dinyatakan lulus mendapat sertifikat dari Baori KONI Pusat.

Ketua Baori KONI Pusat, Prof Dr. Edie Toet Hendratno, SH, M.Si mengatakan Baori tidak hanya melihat masalah dari sisi hukum saja, tetapi Baori juga melihatnya dari sisi kepatutan dan kelayakan. Untuk itu, Baori Pusat berharap peserta Bimtek mendapatkan hasil yang baik selama mengikuti Bimtek.

Baori dibentuk oleh KONI tugasny menyelesaikan sengketa dibidang olahraga. Sebagai bagian dari KONI Pusat, BAORI harus mampu menyelesaikan setiap perselisihan sengketa dan tuntutan, yang berhubungan dengan kegiatan keolahragaan dan melibatkan KONI. Dan atau anggota dan atau jajarannya. Hal ini tentunya mengisyaratkan bahwa tugas yang diemban BAORI sangatlah tidak ringan.

“Tugas dan tanggung jawab BAORI tidak ringan. Mengingat, di samping rutinitas tugas harian, harus pula berupaya keras bekerja menyelesaikan setiap persoalan yang ada kaitanya dengan Olahraga dan KONI,’’ terangnya kepada wartawan usai pembukaan BIMTEK di swissBell Hotel, Kamis, 20 Februari 2020.

‘’Mudah-mudahan semua calon hakim Arbitrase  bisa mengikuti Bimtek secara serius. Kami siap memberikan bimbingan kepada semua calon hakim,’’ imbuhnya seraya menambahkan anggota Baori jumlahnya 7 orang dan siap membantu Hakim Arbitrase PON XX tahun 2020 di Papua.

Ditempat yang sama Ketua KONI Papua diwakili  sekum Kenius Kogoya, SP.M.Si dalam smbutanya menjelaskan ikhwal perjuangan Papua hingga ditetapkan menjadi tuan rumah PON cukup panjang dan melelahkan. Oleh karena itu, apapun alasanya  penunjukan Papua sebagai tuan rumah harus siap. Papua siap sebagai tuan rumah yang baik, juga sukses prestasi dan sukses administrasi.

Dikatakanya bahwa KONI Papua sangat memberikan perhatian serius terkait dengan sengketa-sengketa yang terjadi selama PON. Seperti pengalaman PON XIX tahun 2016 Bandung, Jawa Barat. Masalah sangat banyak dan kompleks. ‘’Untuk itu, kami berharap semua peserta calon hakim arbitrasi bisa bekerja dengan baik dan sungguh-sungguh selama PON,’’ ujar Kenius.

Sebab kata Kenius, para atlet punya trik-trick dalam mencapai tujuan. Kareanya, tim Arbitrasi harus jeli melihat persoalan yang sengaja maupun yang tidak sengaja dilakukan oleh atlet dilapangan. ‘’Banyak hal yang perlu dipelajari saat mengambil keputusan pada saat adanya persoalan,’’ tukasnya.

Turut hadir pada acara BIMTEK ini, ketua Puslatprov KONI Papua, Brigjen TNI Irham Waroihan, pengurus KONI Papua dan pengprov cabor-cabor. (***)

Editorial : Robin Sinambela

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *