Boy Markus Dawir. (Ft: Iqi Aninam)
SERUI | MEPAGO,CO – Boy Markus Dawir, SP, anggota DPRD Provinsi Papua dari Daerah Pemilihan (Dapil) 6, yang mewakili Partai Demokrat, mengungkapkan keprihatinan mendalam mengenai partisipasi pemilih yang rendah dalam Pemilihan Umum 14 Februari 2024, dengan hanya sekitar 60% warga yang menggunakan hak pilihnya. Hal ini menimbulkan pertanyaan tentang keberadaan 40% pemilih yang lain.
Berbicara kepada media di Serui pada Kamis, 29 Februari 2024, Boy menyoroti bahwa rendahnya angka partisipasi ini menunjukkan adanya kekurangan dalam upaya sosialisasi yang dilaksanakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ia menilai, meskipun pemerintah telah berupaya maksimal dalam sosialisasi, tampaknya masih terdapat hambatan yang menyebabkan informasi tidak menyebar secara merata ke seluruh lapisan masyarakat.
Boy menegaskan pentingnya evaluasi bersama terhadap kesenjangan informasi ini, khususnya oleh KPU sebagai penyelenggara teknis. Ia juga menekankan perlunya mengidentifikasi dan memahami alasan mengapa nyaris 40% pemilih absen dalam pemilihan tersebut. Boy berpendapat bahwa penyebabnya bisa jadi karena kurangnya kesadaran, masalah aksesibilitas, atau bahkan ketidakpercayaan terhadap sistem.
Khususnya di Kabupaten Kepulauan Yapen dan Kabupaten Waropen, Boy berharap pemilihan umum yang akan datang dapat mengatasi masalah ini dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Ia menyerukan peningkatan kualitas dan kuantitas sosialisasi, serta menerapkan strategi yang lebih inklusif dan menyeluruh yang melibatkan KPU, pemerintah, partai politik, dan media.
Boy juga menyoroti pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses pemilu, termasuk dalam penanganan dan penggunaan surat suara yang tidak terpakai. “Kita perlu memastikan setiap suara berharga dan terhitung, untuk memperkuat demokrasi kita,” ujarnya, menutup wawancara. Ini menjadi panggilan bagi semua pihak terkait untuk meningkatkan usaha mereka dalam memastikan bahwa setiap warga Papua yang berhak memilih dapat terlibat secara aktif dalam proses demokrasi.
Penulis: Iqi Aninam
Editor: Tamrin Sinambela