Piter Gusbager : Siap Perbaikan Kesejahteraan Petani

ekonomi137 Dilihat
MEPAGO.CO.KEEROM – Dukungan Wakil Bupati Keerom, Piter Gusbager S.Hut, MUP,  terhadap petani dan sector pertanian di Kabupaten Keerom, terus diberikan. Konon disela-sela kesibukannya sebagai Wakil Bupati, Piter Gusbager masih menyempatkan diri untuk mengunjungi dan memberikan  dukungan kepada petani binaannya di Kampung Sanggaria, Arso I, pada Selasa 11 Agustus 2020.
Wabup Keerom, Piter Gusbager, S.Hut, MUP, memang tak mau melewatkan peluang bagi seorang pemimpin daerah untuk bercengkerama dengan rakyatnya, yang kali ini adalah dari petani di Arso.
 Sebelum berangkat kerja ke Kantor Wabup, Piter Gusbager, menyempatkan berkunjung ke lahan petani Arso I dan melihat secara langsung panen melon serta tomat juga meninjau lahan sayur sawi dan pepaya california. Wabup juga menyaksikan dan merasakan secara langsung apa kelebihan dan kekurangan atau kendala yang dihadapi petani, dan bersama-sama berusaha memecahkan masalah mereka.
KOMITMEN
Pada kesempatan tersebut, dihadapan beberapa petani dan ibu-ibu tani, Wabup menyampaikan lagi komitmennya untuk membangun bidang pertanian di Keerom. Bahkan ia menyebut sangat menginginkan agar petani bisa meningkatkan kesejahteraannya dengan bertani atau berkebun.
 ‘’Dari kunjungan ini, saya mendapatkan gambaran langsung tentang kendala yang dihadapi petani melon, dan sayur di arso I. Umumnya mereka mengeluhkan tentang kurangnya dukungan peralatan mekanis untuk pertanian serta masalah harga produk pertanian yang tak menentu dan seringkali dibawah harga yang wajar,’’ujarnya kepada wartawan disela-sela kunjungannya tersebut.
 Wabup, di kesempatan tersebut juga menyerahkan bantuan alat pertanian yaitu mesin rotary secara simbolis, dengan maksud agar alat tersebut bisa mendukung petani lebih produktif lagi dan bisa meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
Ia sangat mendukung petani melon untuk terus meningkatkan produktivitas, karena harga melon yang cukup bagus. Namun ia juga mengakui ada beberapa produk holtikultura yang harganya sangat murah karena peran tengkulak yang membuat petani susah bergerak, seperti harga tomat, cabai, buncis, terong, ketimun dan lainnya yang sangat fluktuatif dan seringkali dibawah ongkos produksi petani.
 ‘’Dalam beberapa tahun terakhir persoalan harga pasaran produk ini adalah karena adanya tengkulak, tugas pemerintah adalah bagaimana memutuskan rantai pemasaran yang merugikan petani. Pasar di Keerom harus bisa difungsikan secara baik agar petani punya tempat, tidak harus ke Jayapura. Kedepan, saya akan pastikan bahwa petani tak boleh dalam kondisi ini, mereka harus memiliki nilai tawar untuk menentukan harga produk pertaniannya sendiri agar petani bisa sejahtera,’’tegasnya.
Untuk itu,  ia mengatakan, kedepan tak boleh lagi ada penggunaan dana pembangunan yang mubasir, yang mana ia contohkan adalah bangunan pasar di Aividjan dan Yowong yang telah dibangun dengan dana besar namun tidak berfungsi.
 ‘’Kedepan petani bukan hanya soal pemasaran, namun dalam produksinya, petani bekerja harus didukung alat pertanian mekanis yang memadai, juga pertanian yang lebih sehat yaitu pertanian organic. Kita akan kurangi penggunaan pestisida. Akan ada Iptek pertanian yang akan datang ke keerom, kita akan buat kampung percontohan untuk pertanian organic. Sehingga kedepan Keerom akan menjadi kabupaten yang 80 persen ekonomi daerah didukung sector pertanian,’’tambahnya.
 Anggaran daerah akan dikonsentrasikan untuk pembangunan pertanian termasuk SDM dengan menghadirkan Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Cenderawasih di Keerom. ‘’Sehingga kedepan di Keerom, orang tuanya petani maka anak-anaknya adalah insinyur pertanian,’’katanya. (***)
Editor : Robin Sinambela

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *