Pj Bupati Serui, Welliam Manderi, bersama istri berjalan menuju TPS untuk menggunakan hak pilihnya, menunjukkan komitmen terhadap proses demokrasi. (Ft: Tamrin Sinambela)
SERUI | MEPAGO,CO – Pelaksanaan pemilu di Serui Kota dan Kelurahan Tarau, yang terletak di jantung ibukota kabupaten, mengalami kendala serius setelah logistik pemilu terlambat tiba di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS). Insiden ini telah menimbulkan kegelisahan di kalangan penyelenggara dan peserta pemilu.
Penjabat (Pj) Bupati Serui, Welliam Manderi, dalam pernyataan kepada media, mengungkapkan kekecewaannya terhadap mekanisme distribusi logistik pemilu yang telah ia soroti berulang kali dalam rapat koordinasi dengan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), Komisi Pemilihan Umum (KPU), dan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu).
“Kekhawatiran yang saya sampaikan berkali-kali tentang distribusi logistik pemilu kini menjadi kenyataan,” kata Manderi.
Hofni Maipon, Ketua Bawaslu Yapen mengungkapkan bahwa dalam setiap sesi koordinasi, telah diajukan pertanyaan berulang kali kepada KPU dan pihak terkait lainnya mengenai strategi dan rencana distribusi logistik pemilu.
“Kami bertujuan untuk memastikan distribusi logistik berjalan lancar dan tepat waktu. Namun, kejadian saat ini menunjukkan ada kelemahan dalam perencanaan atau implementasinya,” kata Maipon.
Menurut laporan awal dari petugas Bawaslu di lapangan, logistik pemilu belum tiba di beberapa TPS yang ditargetkan. Keterlambatan ini tidak hanya menyebabkan penundaan dalam membuka TPS tetapi juga memunculkan pertanyaan serius terkait integritas dan efisiensi pemilu.
Bawaslu mencatat bahwa keterlambatan logistik mempengaruhi Kelurahan Tarau dan Serui Kota. Menanggapi situasi ini, Hofni langsung menghubungi KPU untuk meningkatkan jumlah armada pengiriman.
“Kesimpulannya, jumlah armada yang disiapkan untuk mendistribusikan logistik ke TPS di kedua kelurahan tersebut terbukti tidak mencukupi,” jelasnya.
Editor: Tamrin Sinambela