PJ Bupati Welliam Manderi saat berswafoto bersama dengan peserta Vocal Group Suku Batak dalam Merajut Harmoni Kebhinekaan dalam acara lomba vokal group memeriahkan HUT PI ke-169 di Tanah Papua, Jumat 2 Februari 2024. (Ft: IST)
SERUI | MEPAGO,CO – Dalam sebuah acara lomba vokal grup suku/ikatan dan kerukunan keluarga di Aula Gedung Gereja Immanuel Serui Kota, Jumat 2 Februari 2024, Penjabat Bupati Kabupaten Kepulauan Yapen, Welliam Manderi, SIp, M.Si, menekankan pentingnya memuji Tuhan dengan ciri khas adat dan budaya sebagai kekayaan bangsa, terutama bagi warga yang mendiami negeri tercinta Kota Serui.
Acara yang diadakan dalam rangka Hut PI yang ke-169 tahun di tanah Papua ini menjadi momentum yang berharga untuk merayakan keberagaman dan kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat. Penjabat Bupati mengungkapkan bahwa memuji Tuhan dengan ciri khas adat dan budaya merupakan wujud penghargaan tertinggi terhadap warisan leluhur.
“Melalui ciri khas adat dan budaya, kita menggambarkan rasa syukur dan pengabdian kepada Tuhan yang Maha Esa. Ini bukan hanya sebuah lomba, tetapi sebuah perayaan keberagaman yang memperkuat jalinan persaudaraan di tanah Papua,” kata Welliam Manderi.
Orang nomor satu di Kepulauan Yapen ini menekankan bahwa kegiatan seperti ini tidak hanya memperkaya jiwa spiritual, tetapi juga memberikan ruang bagi generasi muda untuk menghargai dan melestarikan warisan budaya. Lomba vokal grup suku/ikatan menjadi media yang indah untuk menyuarakan kekayaan musik dan syair tradisional yang dimiliki setiap suku.
“Adat dan budaya kita adalah kekayaan yang tak ternilai. Melalui perayaan seperti ini, kita mewariskan nilai-nilai luhur kepada generasi penerus, membangun fondasi kehidupan yang kuat dan berlandaskan gotong royong,” tambah Welliam Manderi.
Sebagai penutup, Penjabat Bupati mengajak seluruh masyarakat untuk terus merajut kebersamaan dalam beragam suku dan budaya. Melalui perayaan Hut PI yang penuh makna ini, diharapkan semangat persatuan dan kesatuan semakin mengukuhkan Papua sebagai tanah yang subur, tidak hanya dalam sumber daya alam, tetapi juga dalam kekayaan budaya dan spiritual.
Editor: Tamrin Sinambela