Bupati F.X Mote didampingi istri, Anggota MRP Wilayah Waropen, serta jajaran Forkopimda Waropen yang diwakili, para kepala OPD, Ketua Panitia Mubes berfoto bersama tim Kementerian HAM RI dan para siswa-siswi SMK YPK F.X Mote usai kegiatan sosialisasi penguatan HAM. (Ft: Tamrin/mepago.co)
WAROPEN | MEPAGO.CO – Sosialisasi penguatan Hak Asasi Manusia (HAM) bagi ratusan siswa SMK YPK F.X Mote berlangsung penuh antusias, Rabu (26/11/2025). Tim Kementerian Hukum dan HAM RI hadir langsung di Waropen untuk memberikan edukasi HAM kepada generasi muda, didampingi Bupati Waropen Drs. Fransiscus Xaverius Mote, M.Si bersama jajaran pemerintah daerah.
Kegiatan yang dipusatkan di halaman sekolah ini menjadi momentum penting bagi dunia pendidikan di Waropen, karena siswa mendapatkan pemahaman langsung mengenai nilai–nilai HAM untuk diterapkan dalam kegiatan belajar maupun kehidupan sosial sehari-hari.
Rombongan Kementerian Hukum dan HAM RI dipimpin Novie Soegiharti, Direktur Penguatan Kapasitas Aparatur Negara, Direktorat Jenderal Instrumen dan Penguatan HAM. Turut hadir Bupati F.X Mote didampingi istri, Plh. Sekda, anggota MRP wilayah Waropen, staf ahli bupati, para asisten Setda, kepala SKPD, serta para guru.
Dalam paparannya, Novie menjelaskan bahwa pembangunan yang dilakukan pemerintah daerah sejatinya sangat erat dengan konsep penghormatan HAM.
“Semua pembangunan yang dilakukan Bupati bernuansa HAM. Pendidikan adalah kunci segala sesuatu. Anak–anak harus bersyukur karena bisa menempuh pendidikan, sebab ketika pendidikan terpenuhi, hak dan kewajiban akan berjalan seimbang,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa HAM harus diwujudkan dalam perilaku sehari–hari — termasuk saling menghargai, menghindari kekerasan, dan menjaga lingkungan sekitar.
“Siswa harus menjadi agen perubahan. Mencegah kekerasan bukan hanya tugas kepala sekolah dan guru, tetapi juga siswa. Menghargai teman dan menjaga kebersihan lingkungan adalah bagian dari HAM,” ujarnya.
Sementara itu, Bupati F.X Mote mengajak siswa untuk memahami pentingnya pendidikan sebagai fondasi membangun masa depan Waropen. Ia juga menceritakan sejarah berdirinya SMK YPK F.X Mote yang lahir dari semangat para guru dan pemerintah daerah untuk memajukan pendidikan.
“Sekolah ini berdiri tahun 2016, saat saya menjadi Penjabat Bupati tahun 2010, tepat pada peringatan Hari Guru dan HUT PGRI. Awalnya bernama SMA Efata, namun setelah pembahasan dengan Sinode GKI Papua, akhirnya ditetapkan menjadi SMK YPK F.X Mote sebagai simbol peradaban dan kemajuan pendidikan di Tanah Papua,” jelasnya.
Bupati menegaskan bahwa lulusan SMK ini telah mencapai angkatan ke-IX dan pemerintah daerah berkomitmen terus mendorong sekolah–sekolah YPK menjadi lembaga pendidikan unggulan yang menghasilkan SDM berdaya saing di Waropen.
Kegiatan penguatan HAM ini diharapkan mampu membentuk karakter peserta didik yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga berakhlak mulia, menghargai sesama, mencintai lingkungan, serta siap menjadi generasi emas 2045 yang memberi kontribusi positif bagi Waropen dan Indonesia.
Penulis: Tamrin Sinambela
Editor: Tamrin Sinambela
