Tonny Tesar dan Eduard Banua Tekankan Pentingnya Implementasi Empat Pilar dalam Budaya Papua

Tonny Tesar (tengah) dan Eduard Banua (kedua dari kanan) berfoto bersama masyarakat serta anggota DPRK Yapen usai kegiatan sosialisasi. (Ft: TIM)

YAPEN | MEPAGO.CO – Sosialisasi Empat Pilar Kebangsaan digelar pada Senin, 15 Desember 2025 di GKI Sion Ansus, Distrik Yapen Barat. Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, Tonny Tesar anggota MPR RI dan Eduard Banua Wakil Ketua Komisi D DPRP, yang menekankan bahwa nilai-nilai kebangsaan harus dihidupi melalui praktik adat dan budaya Papua yang kaya akan kearifan lokal.

Dalam penyampaiannya, Tonny Tesar menjelaskan bahwa Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika bukan hanya konsep normatif, tetapi dapat diterapkan dalam kehidupan masyarakat adat Papua. Hal tersebut tercermin dalam berbagai tradisi lokal seperti musyawarah adat, bakar batu, penggunaan noken, hingga prinsip “satu tungku tiga batu” yang menyatukan peran adat, agama, dan pemerintah.

Tonny menambahkan, nilai Ketuhanan tampak kuat dalam setiap upacara adat yang selalu diawali doa dan pujian. Nilai kemanusiaan, persatuan, dan keadilan hidup dalam budaya gotong royong, tradisi berbagi hasil panen atau daging babi, serta penyelesaian konflik melalui musyawarah para kepala suku dan tokoh adat.

Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa UUD 1945 mengamanatkan perlindungan hak-hak masyarakat adat, yang diimplementasikan melalui kebijakan Otonomi Khusus dan peran Majelis Rakyat Papua. Karena itu, setiap keputusan terkait tanah ulayat, hutan, hingga situs sakral harus dihormati dan dibahas melalui musyawarah adat.

Sementara itu, Eduard Banua menyoroti wujud semangat NKRI dalam budaya dan partisipasi masyarakat Papua di tingkat nasional. Hal ini tampak dalam keikutsertaan Papua pada festival budaya, tari Yospan, hingga peran tokoh adat dan pemuda dalam agenda-agenda kenegaraan. Menurutnya, identitas Papua tetap terjaga, sekaligus memperkuat posisi masyarakat sebagai bagian utuh dari bangsa Indonesia.

Eduard juga menegaskan bahwa Papua adalah wilayah dengan keragaman tinggi, dan tradisi toleransi itu dirawat melalui praktik “satu tungku tiga batu”, yang menghubungkan adat, agama, dan pemerintah sebagai fondasi harmoni sosial dan penyelesaian konflik secara bermartabat.

Melalui sosialisasi ini, para narasumber berharap nilai-nilai Empat Pilar Kebangsaan semakin dipahami, dihayati, dan dipraktikkan oleh masyarakat Papua dalam kehidupan sehari-hari.

 

Penulis: Tamrin Sinambela

Editor: Tamrin Sinambela

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *