Bambu Gila Guncang Lapangan Paprindey, Warga Terpukau di HUT Waropen ke-22 dan Hardiknas

Kekuatan magis Bambu Gila terlihat sulit dikendalikan saat para peserta dari berbagai kalangan berusaha menahannya dalam atraksi budaya pada perayaan HUT ke-22 Kabupaten Waropen dan Hardiknas 2025. (Ft: Tamrin/mepago.co)

WAROPEN | MEPAGO,CO –  Suasana perayaan Hari Ulang Tahun ke-22 Kabupaten Waropen yang dirangkaikan dengan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) di Lapangan Paprindey, Waren, Jumat (2/5/2025), berubah menegangkan sekaligus memukau saat atraksi “Bambu Gila” yang dipimpin pawang Ramandey tampil di hadapan ratusan warga. Gerakan magis bambu sepanjang tiga meter itu membuat para peserta kewalahan menahan kekuatannya, menciptakan tontonan budaya yang langka dan penuh daya tarik.

Bupati Waropen Drs. F.X. Mote, M.Si. berjabat tangan dengan tim Pawang Bambu Gila sambil berfoto bersama jajaran Forkopimda usai atraksi dalam rangka HUT ke-22 Kabupaten Waropen dan Hardiknas 2025. (Ft: Tamrin)

Atraksi dimulai tak lama setelah upacara selesai, di saat semangat dan antusiasme masyarakat tengah memuncak. Sepotong bambu yang dihiasi bulu di kedua ujungnya diletakkan di bahu beberapa peserta. Diiringi mantra dan ritual tradisional, pawang Ramandey yang tampak khusyuk mengunyah ramuan khusus, membasuh bambu itu berulang kali dengan cairan mistis.

Reaksi tak lazim pun muncul. Bambu yang semula tampak biasa mulai bergerak liar seolah digerakkan oleh kekuatan tak kasat mata. Dorongan demi dorongan membuat tujuh peserta yang menahannya kewalahan. Bahkan beberapa anggota TNI/Polri yang turut mencoba pun tak mampu mengendalikan gerakan bambu tersebut.

Tim pawang beberapa kali harus turun tangan untuk memastikan bambu tidak mengenai penonton yang berdiri di sekitar arena. Ketegangan meningkat ketika Ramandey kembali menyemprotkan ramuan, membuat gerakan bambu semakin tak terkendali.

Pawang Bambu Gila, Pak Ramandey, dengan khusyuk membacakan mantra saat memimpin atraksi, sementara para peserta berjuang menahan kekuatan magis bambu dalam perayaan HUT ke-22 Kabupaten Waropen dan Hardiknas 2025. (Ft: Tamrin)

Hampir setengah jam atraksi berlangsung di bawah terik matahari. Peserta yang bergantian mencoba menahan “bambu gila” akhirnya menyerah karena kelelahan. Di akhir pertunjukan, pawang Ramandey dengan tenang menarik bambu ke tengah arena, menandai berakhirnya atraksi yang disambut tepuk tangan meriah dari warga.

Usai pertunjukan, Bupati Waropen Drs. F.X. Mote, M.Si., didampingi Wakil Bupati Yowen Boari dan jajaran Forkopimda turun langsung dari tribun utama untuk menyampaikan apresiasi.

“Kita semua sudah menyaksikan sendiri bagaimana atraksi bambu gila yang luar biasa ini dibawakan oleh Pak Ramandey dan timnya. Terima kasih telah menghibur masyarakat dalam rangka HUT Waropen ke-22 dan juga memperingati Hardiknas tahun ini,” ujar Bupati Mote, disambut antusiasme warga.

Atraksi tradisional ini tidak hanya menjadi hiburan, tetapi juga memperkuat identitas budaya lokal serta mempererat rasa kebersamaan masyarakat Waropen dalam perayaan bersejarah .

 

Penulis: Tamrin Sinambela

Editor: Tamrin Sinambela

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *