Penganugerahan topi adat sekaligus gelar Sera Hokyh diberikan kepada Bupati F.X Mote oleh tokoh masyarakat Iskandar Rumayomi saat kunjungan kerja di Distrik Soyoi Mambai. (Ft: Tamrin/mepago.co)
WAROPEN | MEPAGO.CO- Dalam suasana penuh kekhidmatan adat, Bupati Waropen Drs. Fransiskus Xaverius Mote, M.Si menerima penganugerahan gelar adat Sera Hokyh—yang berarti Raja yang menguasai kawasan—saat kunjungan kerjanya di Distrik Soyoi Mambai, Minggu (16/11/2025). Gelar tersebut diberikan sebagai bentuk penghormatan dan penerimaan masyarakat Mambai atas perhatian dan kedepan kepemimpinan Bupati pembangunan di wilayah tersebut.
Kunjungan kerja Bupati Waropen, Drs. Fransiskus Xaverius Mote, M.Si, ke Distrik Soyoi Mambai pada Minggu, 16 November 2025, menyisakan momen penuh makna bagi masyarakat setempat. Bertempat di Dermaga Kampung Winarisi, Bupati Mote menjalani prosesi adat penganugerahan gelar kehormatan masyarakat Mambai.
Dalam upacara adat tersebut, Iskandar Rumayomi, tokoh masyarakat yang juga mantan Kepala Kampung Mambai, memakaikan mahkota adat kepada Bupati sebagai simbol penobatan gelar “Sera Hokyh”, yang bermakna Raja yang menguasai kawasan. Prosesi dilanjutkan dengan penyematan Noken Adat oleh Yulci Imbiri, yang melambangkan aspirasi masyarakat yang dititipkan kepada pemimpin.
Sebelum prosesi penobatan dilakukan, Bupati menjalani tradisi menginjak piring sebanyak tiga kali menggunakan kaki kanan, sebagai tanda penyucian langkah dan penerimaan secara adat di wilayah Mambai. Meski sederhana, penyambutan masyarakat berlangsung begitu religius dan sarat makna budaya.
Acara tersebut turut dihadiri Wakil Ketua II DPRK Waropen, Yonathan Reri, yang juga merupakan putra asli Mambai. Sementara itu, Bupati didampingi oleh Perwira Penghubung Kodim 1709/Yawa Kabupaten Waropen, serta sejumlah pimpinan OPD yang turut mengikuti rangkaian kunjungan kerja di Distrik Soyoi Mambai.
Penganugerahan gelar adat ini menandai bentuk penghormatan masyarakat terhadap perhatian Bupati Mote dalam mendengar dan memperjuangkan aspirasi wilayah Mambai. Momen tersebut sekaligus memperkuat hubungan emosional antara pemerintah daerah dan masyarakat adat sebagai mitra pembangunan di Kabupaten Waropen.
Penulis: Tamrin Sinambela
Editor: Tamrin Sinambela
