Bupati Waropen Dorong Pengelolaan Gaharu Secara Ilmiah dan Berkelanjutan

Asisten III Setda Waropen, Dintje Naomi Ubei, S.H., M.H., mewakili Bupati Waropen saat membuka Pelatihan Teknik Budidaya dan Inokulasi Gaharu, didampingi (kanan) Prof. Maman dan (kiri) Kepala UPTD KPH Unit XVII Waropen, Daniello Wonatorey, S.Hut

WAROPEN  | MEPAGO.CO — Bupati Waropen, Drs. Fransiskus Xaverius Mote, M.Si, melalui Asisten III Setda Waropen, Dintje Naomi Ubei, S.H., M.H., secara resmi membuka Pelatihan Teknik Budidaya dan Inokulasi Gaharu, yang berlangsung di Gedung Serbaguna GKI Filadelfia Nonomi, Rabu (22/10/2025).

Pelatihan ini diselenggarakan oleh Dinas Kehutanan dan Lingkungan Hidup Provinsi Papua bekerja sama dengan GIZ Forclime dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Unit XVII Waropen.

Dalam sambutan tertulis Bupati F.X. Mote yang dibacakan Asisten III, disampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berperan dalam penyelenggaraan kegiatan yang dinilai sangat bermanfaat bagi pengembangan potensi gaharu di Papua.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Waropen, saya menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah berperan dalam pelaksanaan kegiatan ini. Semoga pelatihan ini menjadi sarana pembelajaran yang membuka wawasan baru bagi kita semua,” ujar Bupati dalam sambutan yang dibacakan Dintje Ubei.

Peserta antusias mengikuti Pelatihan Teknik Budidaya dan Inokulasi Gaharu yang digelar di Gedung Serbaguna GKI Filadelfia Nonomi, Waropen. (Ft: Tamrin)

Bupati menjelaskan, gaharu bukanlah tanaman baru di tanah Papua. Namun, selama ini potensinya belum tergarap secara optimal. Banyak masyarakat mengenal gaharu sebagai hasil hutan bernilai tinggi, tetapi belum memahami cara membudidayakan dan mengelolanya dengan benar dan berkelanjutan.

“Selama ini sebagian masyarakat masih mencari gaharu dari hutan alam secara liar. Jika hal ini terus dilakukan, tentu akan mengancam kelestarian hutan dan keberlanjutan ekonomi di masa depan,” tegasnya.

Melalui pelatihan ini, lanjut Bupati, peserta akan mendapatkan transfer ilmu dan teknologi tentang teknik budidaya serta proses inokulasi gaharu — yaitu upaya menumbuhkan resin gaharu melalui cara ilmiah dan ramah lingkungan. Dengan demikian, pengelolaan gaharu tidak hanya berorientasi pada hasil ekonomi, tetapi juga pada pelestarian lingkungan hidup sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan.

Bupati menegaskan, Pemerintah Kabupaten Waropen berkomitmen mendorong sektor kehutanan dan hasil hutan bukan kayu (HHBK) sebagai salah satu pilar ekonomi masyarakat. Menurutnya, gaharu merupakan kekayaan alam yang jika dikelola secara profesional dapat menjadi sumber pendapatan alternatif bagi masyarakat lokal.

“Saya ingin mengajak kita semua mengubah cara pandang dari mengeksploitasi hutan menjadi mengelola dan merawat hutan. Kita ingin masyarakat tidak hanya menebang pohon, tetapi juga menanam, merawat, dan mengolah hasilnya dengan ilmu serta keterampilan yang benar,” tegasnya.
“Sebab sejatinya, hutan bukan warisan dari leluhur, melainkan titipan untuk anak cucu.”

Adapun tujuan utama kegiatan pelatihan ini, antara lain:

  1. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia lokal dalam memahami teknik budidaya dan inokulasi gaharu secara ilmiah dan efisien.
  2. Mendorong tumbuhnya kelompok tani hutan atau usaha mikro yang dapat mengembangkan gaharu sebagai produk unggulan daerah.
  3. Menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk mengelola hasil hutan bukan kayu secara bijak dengan tetap menjaga keseimbangan ekosistem.
  4. Mendukung program pemerintah daerah dalam memperkuat ekonomi hijau serta pengelolaan sumber daya alam yang berkeadilan dan berkelanjutan.

Bupati juga menegaskan, kegiatan ini memiliki dasar hukum yang kuat, antara lain:

  • Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan,
  • Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Pemanfaatan Hutan, dan
  • Peraturan Daerah Provinsi Papua Nomor 10 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Hasil Hutan Bukan Kayu.

Dengan memahami teknik inokulasi, masyarakat tidak perlu lagi menunggu bertahun-tahun untuk memperoleh hasil alami, melainkan dapat mempercepat proses pembentukan gaharu bernilai ekonomi tinggi melalui metode ilmiah.

Pelatihan ini dihadiri oleh Prof. Dr. Ir. Maman Turjaman, DEA, dan Sugeng Santoso dari BRIN selaku narasumber, serta diikuti oleh perwakilan kelompok tani gaharu dari Sorong Selatan, Boven Digoel, Sarmi, dan Waropen, bersama jajaran UPTD KPH Unit XVII Waropen.

 

Penulis: Tamrin Sinambela

Editor: Tamrin Sinambela

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *