Cabai Rawit kini mengalami kelangkaan dan harganya pun merangkak naik. (Ft: ILUSTRASI)
SERUI -| MEPAGO,CO – Salah satu rempah dapur yang hampir
selalu hadir pada hidangan yang kita santap sehari-hari yaitu cabai. Kini, harga cabai mengalami peningkata sangat tinggi di Pasar Aroro Iroro Serui tembus seharga Rp. 80.000/kg jelang H-7 perayaan Hari Natal tahun 2023.
Padahal, harga cabai rawit di bulan November masih bercokol sebesar Rp. 40.000/kg.
Seiring kejadian harga cabai rawit menggila, masyarakat khususnya mama-mama resah saat berbelanja di pusat pasar jalan di Ponegoro.
Seorang ibu yang tidak mau namanya dicantumkan namanya, mengaku heran dan mempertanyakan kenapa memasuki bulan Desember harga berbagai kebutuhan pokok seperti cabai mengalami kenaikan harga.
“Kenaikannya tidak main-main mencapai seratus persen di bulan Desember ini,” pungkasnya.
Kalau kita bandingkan bulan Oktober kita masih sempat beli harga cabai seharga Rp. 40.000, saat ini tembus Rp. 80.000,” sambungnya.
Oleh karena itu, ia berharap pejabat dan jajaran dinas perdagangan harus serius menyikapi masalah harga cabai yang merangkak naik.
Kalau bisa kepala dinas perdagangan harus turun ke lapangan untuk mengecek dan mengetahui pasar, apalagi menjelang perayaan Natal dan menyambut Tahun Baru, pintahnya.
Apakah sampai perayaan Natal 25 Desember 2023 sampai Tahun Baru harga cabai yang selalu melonjak naik membuat kian menambah banyak pelanggan resah.
Sementara seorang pedagang yang juga namanya tidak mau disebutkan mengatakan bahwa para pedagang banyak yang melarikan barangnya ke luar Serui mengingat harganya jauh lebih tinggi lagi.
Kalau sekarang cabai rawit dan cabai keriting terlihat kosomg, ia memang benar, karena pedagang lebih memilih menjual di luar Serui, akunya, seraya memgakui bahwa harga cabai saat ini kadang banyak mendapat protes dari pelanggan.
Editor: Tamrin Sinambela
