Hugo Wenggi, melalui gurunya, menyampaikan dalam wawancara bahwa prestasi yang ia raih membuktikan meski menyandang tuna netra, hal itu tidak menjadi penghalang untuk menyalurkan bakatnya dalam tarik suara dan menciptakan lagu. (Ft: Tamrin/mepago.co)
WAROPEN | MEPAGO.CO – Dunia pendidikan Kabupaten Waropen kembali menorehkan prestasi membanggakan melalui sosok Hugo Wenggi, siswa Sekolah Luar Biasa (SLB) Tuna Netra. Tahun lalu, Hugo berhasil meraih Juara 2 lomba menyanyi solo tingkat Provinsi Papua. Tahun ini, ia mencatat sejarah baru dengan menyabet Juara 1, sekaligus memastikan langkahnya ke ajang bergengsi tingkat nasional.
Kabar gembira ini disampaikan guru pengasuh Hugo kepada wartawan saat kunjungan Bupati Waropen, Drs. Fransiskus Xaverius Mote, M.Si., ke SLB tersebut. Menurut sang guru, keberhasilan ini bukan sekadar kebanggaan sekolah, tetapi juga menjadi inspirasi bagi dunia pendidikan inklusi di Waropen.
Hugo bukan hanya berbakat dalam menyanyi, tetapi juga memiliki kemampuan luar biasa dalam menciptakan lagu. Hingga kini, ia telah menghasilkan 14 lagu daerah dan lagu rohani, termasuk satu lagu khusus yang dipersembahkan untuk kepemimpinan Mote–Boari, yang mendapat apresiasi luas dari masyarakat.
Perjalanan Hugo menuju prestasi ini tidak mudah. Sejak kecil, ia harus beradaptasi dengan keterbatasan penglihatan. Namun, semangat belajar dan dukungan keluarga, guru, serta lingkungan membuatnya mampu mengembangkan bakat musik yang dimilikinya. Setiap nada yang ia nyanyikan bukan sekadar alunan suara, melainkan ungkapan hati dan semangat pantang menyerah.
“Keberhasilan Hugo adalah bukti nyata bahwa keterbatasan fisik tidak menjadi penghalang untuk meraih mimpi. Dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah daerah, akan membuat anak-anak seperti Hugo semakin percaya diri dan siap bersaing di tingkat nasional,” ujar sang guru penuh bangga.
Dengan gelar Juara 1 di tingkat provinsi, Hugo kini bersiap mengharumkan nama Papua di pentas nasional, membawa pesan bahwa bakat, kerja keras, dan semangat mampu menembus segala keterbatasan.
Penulis; Tamrin Sinambela
Editor: Tamrin Sinambela