Oleh: Tamrin Sinambela
Sambutan hangat masyarakat terasa begitu kuat saat Kunker Bupati F.X. Mote dan Wakil Bupati Yowel Boari. Keduanya menikmati momen tersebut dengan ikut bergoyang, tersenyum, dan menunjukkan kehangatan serta kedekatan kepada masyarakat. (Ft: Tamrin/mepago.co)
WAROPEN | MEPAGO.CO – Suasana dermaga Wapoga, Rabu (18/6/2025) pagi itu, berbeda dari hari-hari biasanya. Suara tifa bertalu-talu, syair adat menggema, dan gemulai tarian tradisional menyambut kedatangan pemimpin baru Kabupaten Waropen, Bupati Drs. Fransiskus Xaverius Mote, M.Si dan Wakil Bupati Yowel Boari, dalam kunjungan kerja (kunker) perdana mereka ke wilayah barat kabupaten.
Kunjungan ini bukan sekadar agenda formal pemerintahan, melainkan momen penuh makna yang dihidupi dengan antusiasme masyarakat. Speedboat yang ditumpangi rombongan Bupati bertolak dari dermaga Sawai, Kota Waren, pukul 09.00 WIT, dan tiba di dermaga Wapoga Bascam pada pukul 10.21 WIT. Pelayaran dua jam itu disambut meriah dengan semangat budaya dan kebersamaan.
Setibanya di dermaga, iringan tarian adat suku Biak dengan syair “Jou Suba Paro Mananuwir” — Selamat datang pemimpin kami — menjadi pembuka yang menggugah suasana. Tarian tradisional khas Waropen, Kurudu, dan Wairate pun turut ditampilkan, merepresentasikan semangat persatuan budaya masyarakat pesisir dan kepulauan di Waropen bagian barat.
Rangkaian penyambutan dilengkapi dengan prosesi injak piring, pengalungan noken, dan penyematan topi adat Waropen — simbol penghormatan dan penerimaan masyarakat adat terhadap pemimpin baru mereka. Seolah menyampaikan pesan: “Tanah ini menerima dan mendukungmu, pemimpin kami.”
Barisan kehormatan menyambut rombongan dengan tertib. Para kepala kampung, aparat kampung, tokoh adat, mama-mama Papua, guru, pelajar, hingga warga umum berdiri rapi di sepanjang jalur menuju lokasi acara. Bupati dan Wakil Bupati, didampingi Wakapolres Waropen, Danramil Waropen Bawah, Ketua DPRK Waropen, serta sejumlah kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD), menyalami satu per satu masyarakat — sebuah gestur yang mencerminkan pendekatan inklusif dan kepemimpinan yang merakyat.
Di sela penyambutan, Fredrika Farwa, salah satu mama Papua, menyampaikan rasa bangga dan harunya. “Kami sambut mereka dengan adat, dengan cinta, karena mereka pemimpin kami. Ini tentang persatuan Waropen: Biak, Waropen, Kurudu, Wairate, semua bersatu dalam penghormatan,” tuturnya.
Dari dermaga, rombongan melanjutkan agenda ke Pasar Sentral Wapoga, Kampung Pirare, Distrik Wapoga. Di sana, lebih dari 500 warga telah memadati lokasi untuk mengikuti penyerahan dana desa tahap pertama secara simbolis kepada 18 kampung, terdiri atas: 7 kampung di Distrik Wapoga, 7 kampung di Distrik Inggerus, dan 4 kampung pesisir Distrik Oudate. Total dana desa tahap I yang disalurkan mencapai Rp7,9 miliar.
Kunjungan kerja ini menjadi penanda komitmen awal pemerintahan Mote-Boari untuk menjangkau langsung masyarakat di pelosok, serta memperkuat pembangunan berbasis budaya dan partisipasi warga. Seluruh rangkaian kegiatan berlangsung aman dan lancar, didukung cuaca laut yang bersahabat selama pelayaran pergi hingga kembali.
Sebuah awal yang kuat dan penuh harapan. Masyarakat Waropen Barat telah membuka diri — menyambut pemimpinnya dengan adat, doa, dan kepercayaan. (××)