(Ft: IST)
WAROPEN | MEPAGO.CO — Harga semen di seluruh toko bangunan yang ada di Kabupaten Waropen kini seragam, yaitu Rp85.000 per sak. Menariknya, harga tersebut juga berlaku sama untuk pembelian langsung di distributor. Fenomena keseragaman harga ini memunculkan pertanyaan di tengah masyarakat mengenai mekanisme pembentukan harga dan peran distributor dalam pendistribusian semen ke toko-toko.
Salah seorang pemilik toko bangunan di Waropen, yang enggan disebutkan namanya, membenarkan bahwa harga semen per sak di semua toko memang dipatok Rp85.000. Ia mengaku membeli semen dari distributor utama, CV. Makmur Permai, seharga Rp75.000 per sak.
“Kami mengambil semen langsung dari gudang distributor. Selain harga pokok, kami juga harus mengeluarkan biaya operasional seperti angkut dan bongkar muat. Tenaga kerja yang kami pakai juga harus dibayar, jadi harga kami tetapkan Rp85.000 per sak,” jelasnya.
Hal senada juga diungkapkan Kepala Cabang CV Makmur Permai Serui, Ricky Ulur, selaku distributor resmi semen di Kabupaten Waropen. Menurutnya, pihak distributor memang menjual semen kepada toko-toko seharga Rp75.000 per sak, sementara untuk pembelian langsung oleh masyarakat, harganya disamakan dengan harga pasar yaitu Rp85.000 per sak.
“Kami jual ke toko Rp75.000, dan kalau ada masyarakat umum yang beli langsung ke kami, ya kami samakan saja harganya seperti di toko, Rp85.000 per sak,” terang Ricky saat dikonfirmasi.
Saat ditanya mengapa pihak distributor tidak langsung mengantar pesanan semen ke toko-toko, Ricky menjelaskan bahwa pengantaran memang dilakukan secara situasional. Ia menambahkan bahwa sebagian besar pemilik toko memiliki armada angkut sendiri, sehingga pengambilan barang biasanya dilakukan secara mandiri.
“Kadang-kadang kami antar kalau ada permintaan. Tapi karena rata-rata toko punya kendaraan sendiri, mereka lebih memilih ambil langsung ke gudang,” ujarnya.
Dengan kondisi ini, pemerataan harga semen di Kabupaten Waropen bukan disebabkan oleh penetapan harga seragam yang mengarah pada praktik monopoli, tetapi lebih karena kesamaan struktur biaya operasional yang ditanggung para pemilik toko setelah mengambil barang dari distributor.
Penulis: Tamrin Sinambela
Editor: Tamrin Sinambela