Suasana seleksi rekrutmen PKWT khusus Orang Asli Papua (OAP) di RSUP Jayapura, Senin (11/8/2025). Foto: Humas RSUP Jayapura/Narda Sinambela
JAYAPURA |MEPAGO.CO – Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Jayapura menggelar seleksi berbasis Computer Assisted Test (CAT) untuk merekrut 50 tenaga Perjanjian Kerja Waktu Tertentu (PKWT) yang dikhususkan bagi Orang Asli Papua (OAP).
Direktur RSUP Jayapura, Petronella Marcia Risamasu, menyatakan kebijakan ini merupakan wujud komitmen pemerintah dalam memberikan afirmasi dan peluang kerja bagi putra-putri Papua di sektor kesehatan, sesuai arahan Kementerian Kesehatan.
“Beberapa waktu lalu, Ibu Dirjen Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) dan Bapak Dirjen Kesehatan Lanjutan berkunjung ke RSUP Jayapura dan memberikan perhatian luar biasa terhadap rekrutmen OAP. Ini bentuk keberpihakan nyata agar proses rekrutmen memberi ruang khusus bagi putra-putri Papua,” ujarnya di Jayapura, Senin (11/8/2025).
Dari 621 pelamar yang mendaftar, hanya 50 orang yang akan diterima sesuai formasi, mencakup dokter spesialis bedah saraf, bidan, perawat, tenaga administrasi, serta tenaga penunjang seperti pengelola laundry dan gizi.
“Antusiasme peserta sangat besar. Kami berharap kesempatan ini dimanfaatkan dengan baik. Proses rekrutmen dijalankan dengan standar tinggi agar yang terpilih benar-benar siap bekerja di RSUP Jayapura,” kata Petronella.
Ia menegaskan, seleksi dilaksanakan secara transparan dan objektif melalui tahapan administrasi, tes CAT, dan wawancara, tanpa kebijakan khusus maupun titipan.
“Tes CAT untuk S1 dan D3 langsung menampilkan nilai secara real-time, sehingga peringkat peserta per gelombang bisa langsung diketahui. Murni berdasarkan hasil seleksi,” tegasnya.
Petronella berharap tenaga PKWT OAP yang direkrut nantinya memiliki profesionalisme, integritas, dan karakter kuat dalam memberikan pelayanan kesehatan terbaik bagi masyarakat.
Salah satu peserta, Shesnie Kiat, mengungkapkan rasa syukur dan optimisme usai mengikuti tes. Berbekal pengalaman sebelumnya, ia merasa mampu menyelesaikan ujian dengan baik dan tepat waktu.
“Sistem CAT memberi tantangan sekaligus transparansi karena hasil ujian langsung diketahui. Kalau diterima, saya senang bisa bekerja di rumah sakit ini, apalagi sebagai orang asli Papua,” ujarnya.
Peserta lainnya, Elisabeth Wakei, mengaku pengalaman ini luar biasa meski sempat gugup di awal. Ia termotivasi untuk mengaplikasikan ilmunya sekaligus memberi kontribusi bagi masyarakat Papua.
“Tes ini sangat transparan, baik untuk OAP maupun non-Papua,” tuturnya. (Narda Sinambela/Pers RSUP Jayapura)
Editor: Tamrin Sinambela