Tiga anak ganteng ini tampak bangga mengenakan atribut karnaval sesaat sebelum acara dimulai di Alun-alun Kota Serui. Namun apa hendak dikata, karnaval terpaksa batal tanpa ada pengumuman resmi. (Ft: IST)
YAPEN | MEPAGO.CO – Pembatalan karnaval di Kabupaten Kepulauan Yapen menimbulkan keresahan sekaligus kekecewaan masyarakat. Para peserta sudah bersiap dengan pakaian yang dirancang penuh biaya, sementara orang tua rela berkorban waktu dan tenaga. Namun, acara berujung gagal tanpa penjelasan yang jelas.
Menjelang sore, Sabtu (23/8/2025), hujan deras memang mengguyur kawasan alun-alun. Akan tetapi, publik menilai faktor cuaca bukanlah alasan tunggal. Justru yang lebih disesalkan adalah tidak adanya panitia yang tampil memberi penjelasan resmi. Akibatnya, yang muncul hanyalah baku tuding, sementara peserta pulang dengan kecewa karena karnaval yang dinanti tak pernah terjadi.
Pertanyaan kini bergulir: apakah DPRK Kepulauan Yapen mampu memberi jawaban? Sebab, sebagai lembaga legislatif daerah, DPRK tidak hanya berfungsi membuat aturan, tetapi juga berkewajiban mengawasi jalannya pemerintahan dan penggunaan anggaran. Masyarakat menunggu sikap tegas DPRK, apakah akan diam, atau berani memanggil pihak-pihak terkait untuk mempertanggungjawabkan kegagalan ini.
Jika tidak ada penjelasan resmi, publik wajar menilai bahwa pembatalan karnaval bukan semata persoalan cuaca, melainkan juga cermin dari lemahnya manajemen panitia, minimnya tanggung jawab penyelenggara, serta rapuhnya fungsi pengawasan pemerintah maupun wakil rakyat.
Seorang warga Serui yang enggan disebutkan namanya mengaku tidak puas dengan pembatalan tersebut. “Ini hal kecil, tapi saya tidak puas karena tidak ada pengumuman resmi dan tidak ada pihak yang bertanggung jawab. Wakil rakyat seharusnya memperhatikan masalah ini,” ujarnya.
Penulus: Ignatius Aninam
Editor: Tamrin Sinambela