CIKARANG | MEPAGO,CO – Momentum peringatan HUT TNI ke-79 menjadi momen bersejarah bagi pernikahan dr. Stephanie dan Caesar, SE. Pada 5 Oktober 2024, keduanya resmi menyandang status sebagai pasangan suami istri di gedung aula Nuanza Hotel Cikarang. Acara berlangsung dalam suasana penuh cinta, tawa, dan kebahagiaan, dipimpin oleh Pdt. Budi Aryanto, MTh, gembala jemaat GBAI Percaya Yesus.
Dr. Stephanie adalah putri dari Ir. Yance Banua dan Saanah Budiyarsih, sementara Caesar adalah putra dari Ir. Bonar Siagian dan Br. Simanungkalit. Momen sakral ini disaksikan oleh keluarga besar kedua mempelai, sahabat, dan kerabat dekat yang merayakan kebahagiaan mereka. Acara semakin semarak saat resepsi pernikahan berlangsung, menjadi puncak kebahagiaan bagi pasangan ini.
Khotbah Pernikahan oleh Pdt. Budi Aryanto: EMPAT TIANG PERNIKAHAN YANG KOKOH (1 Petrus 3:1-7)
Pendahuluan: Hari ini, kita semua menjadi saksi bagi kedua mempelai yang telah mengikat janji kudus dalam pernikahan yang diberkati Tuhan. Mereka sepakat untuk hidup bersama dalam suka dan duka, sehat dan sakit, kaya maupun miskin, berjanji tidak ada yang mampu memisahkan kecuali maut. Ini adalah awal kehidupan baru dalam rumah tangga. Setiap orang pasti menginginkan rumah tangga yang bahagia dan sejahtera. Namun, terkadang pernikahan tidak sesuai harapan. Masalah dan persoalan kerap muncul. Oleh karena itu, untuk membangun keluarga Kristen yang kokoh dan bahagia, diperlukan tiang-tiang yang kuat, yang didirikan di atas dasar Yesus Kristus sebagai kepala rumah tangga.
Hari ini, saya akan menyampaikan empat tiang penting dalam membangun keluarga Kristen yang kokoh. Firman ini tidak hanya ditujukan kepada kedua mempelai, tetapi juga kepada kita semua—yang belum menikah, yang akan menikah, dan yang sudah menikah. Mari kita buka Alkitab kita dari 1 Petrus 3.
Tiang 1: Keyakinan Iman (1-2)
1 Petrus 3:1: “Demikian juga kamu, hai isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu supaya jika ada di antara mereka yang tidak taat kepada Firman, mereka juga tanpa perkataan dimenangkan oleh kelakuan isterinya.”
Tiang pertama terletak pada perintah bagi seorang istri Kristen untuk tunduk kepada suami. Dalam era emansipasi wanita, hal ini bisa menjadi tantangan, terutama jika istri memiliki kedudukan atau penghasilan yang lebih tinggi. Namun, perintah Tuhan untuk tunduk diulang dalam Efesus 5:22 dan Kolose 3:18. Tunduk berarti taat, dan ketaatan memerlukan iman.
Iman bukan hanya sekadar percaya kepada Yesus Kristus, tetapi juga melibatkan tindakan nyata. Seorang istri yang tunduk dapat memberi dampak besar dalam keluarga, terutama dalam perubahan hidup suami. Keyakinan iman juga perlu dimiliki oleh suami dan semua anggota keluarga.
Tiang 2: Karakter Kristus (3-4)
1 Petrus 3:3: “Perhiasanmu janganlah secara lahiriah… tetapi perhiasanmu ialah manusia batiniah yang tersembunyi.”
Tiang kedua berkaitan dengan karakter seorang istri Kristen. Rasul Petrus menekankan bahwa yang utama adalah karakter batiniah, bukan hanya kecantikan fisik. Seorang istri perlu merawat diri, tetapi yang lebih penting adalah hati yang diubah oleh Tuhan. Karakter Kristus dalam diri seorang istri akan memperkuat rumah tangga.
Tiang 3: Kekudusan Kehidupan (5-6)
1 Petrus 3:5: “Sebagai perempuan-perempuan kudus dahulu… mereka tunduk kepada suaminya.”
Rasul Petrus mengingatkan istri untuk meneladani perempuan-perempuan kudus dari masa lalu. Hidup kudus bukan berarti tanpa dosa, tetapi hidup dalam perkenan Tuhan. Keteladanan sangat dibutuhkan di zaman ini, terutama dalam menjaga kekudusan hidup.
Tiang 4: Kekuatan Doa (7)
1 Petrus 3:7: “Demikian juga kamu, hai suami-suami, hiduplah bijaksana dengan isteri.”
Setelah memberikan nasihat untuk istri, Rasul Petrus juga mengingatkan suami. Suami harus hidup bijaksana, menghormati istri sebagai teman pewaris kasih karunia, dan berdoa. Doa adalah kekuatan utama dalam sebuah keluarga.
Simpulan,
Tuhan sangat memperhatikan keluarga dan memberikan nasihat praktis untuk membangun keluarga yang kokoh. Mari kita teguhkan tiang-tiang pernikahan kita: Keyakinan Iman, Karakter Kristus, Kekudusan Kehidupan, dan Kekuatan Doa. Semoga kita semua dapat menerapkan empat tiang ini dalam kehidupan berkeluarga. Kiranya Tuhan Yesus memberkati kita sekalian.
Editor: Tamrin Sinambela