Tegas dan Solid! Keluarga Suku Besar Mantuga Marga Anoga Mambuay bersama-sama di depan kantor Dinas PUPR yang mereka palang sebagai simbol protes terhadap ketidakadilan atas tanah ulayat mereka. (Ft: Tamrin Sinambela)
SERUI | MEPAGO,CO – Dua kantor pemerintah kabupaten Kepulauan Yapen, yakni Dinas Sosial dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), telah lumpuh total selama tiga hari berturut-turut akibat dari aksi pemalangan yang dilakukan oleh keluarga besar Anoga Mambuay di Palang Suku Mantuga.
Musa Anoga, pemilik hak ulayat yang memimpin aksi ini, mengakui bahwa keluarga besarnya bertanggung jawab atas pemalangan tersebut. Menurut Musa Anoga, sebelum melakukan tindakan tersebut, pihaknya telah memberikan pemberitahuan kepada kedua dinas tersebut namun tidak mendapat respons yang memadai.
“Hari ini, kami melakukan pemalangan sebagai respons terhadap ketidakjelasan status tanah ulayat kami yang telah digunakan oleh pemerintah selama 55 tahun tanpa pembayaran yang sesuai,” ujar Musa Anoga kepada media di lokasi pemalangan, Kamis 18 Juli 2024.
Musa juga menyatakan bahwa keluarga besarnya merasa tidak mendapat perhatian yang cukup dari pemerintah terkait perekrutan pegawai dan proyek-proyek pembangunan di wilayah mereka. “Kami berharap pemerintah dapat memberikan kejelasan atas status tanah kami dan memberikan kompensasi yang adil,” tambahnya.
Penduduk adat suku besar Keret Mantuga, Jhon Barangkea, juga menegaskan bahwa tuntutan yang diajukan oleh marga Anoga Mambuay adalah hak mereka yang sah atas tanah ulayat yang telah lama digunakan oleh pemerintah.
Sebagai respons atas aksi pemalangan ini, pihak Dinas PUPR telah melakukan pendekatan persuasif, namun belum memuaskan marga Anoga Mambuay. Baliho dan palang yang dipasang sebagai simbol protes telah berdiri selama tiga hari, namun permintaan mereka untuk mendapatkan perhatian dari pemerintah belum terpenuhi.
Marga Anoga Mambuay berharap agar pemerintah segera merespon masalah ini dengan serius, terutama dari tata pemerintahan Setda, Asisten I, dan Sekda, guna mencapai penyelesaian yang adil bagi kedua belah pihak.
Pantauan media di lapangan mencatat bahwa aktivitas kedua kantor dinas tersebut lumpuh total akibat pemalangan yang sedang berlangsung.
Media ini mencoba mendatangi ruangan Asisten I Setda Yapen dan ruang Tata Pemerintahan, namun pejabat yang bersangkutan tidak di kantor. Staf di sana menginformasikan bahwa Pak Asisten sedang berada di Bandara Stevanus Runbewas, sementara Pak Kabag tidak berada di kantor.
Editor: Tamrin Sinambela