Eduard Ivakdalam : Jhon Pigai Sebagai Eksekutor Bola Mati

Pelatih kepala Sepakbola Papua, Eduard Ivakdalam. (FT : Dok)

MEPAGO.CO. JAYAPURA- Pelatih kepala Sepakbola Papua, Eduard Ivakdalam mengatakan, seluruh pemainnya tampil maksimal dan menjalankan seluruh taktik strategi sehingga mampu mengatasi permainan dari NTT.

“Bukan hanya pertandingan ini, tapi dalam tiga pertandingan terakhir semua pemain tampil luar biasa dengan menjalankan seluruh instruksi yang kami berikan. Dan pertandingan hari ini pemain tetap tampil baik,” ujar Edu, sapaan akrabnya, usai pertandingan.

Legenda hidup Persipura Jayapura itu membeberkan alasan menunjuk Jhon Pigai sebagai eksekutor bola mati. Menurutnya, Jhon memiliki kelebihan melalui eksekusi bola mati.

“Dia cukup baik dalam melakukan penalti, dalam latihan kami selalu memberikan kesempatan. Dia mampu melakukan itu. Makanya saya percaya dia, selama ini selain Ricky ada dia. Dan begitu juga saat tendangan bebas saya percayakan dia karena kaki kirinya bagus dan ia sukses menjalankan tugasnya,” ujar Edu.

Edu juga membeberkan mengenai persiap mereka menuju babak 6 besar. Menurut Edu, dengan sisa dua hari mereka hanya fokus pada pemulihan pemainnya.

“Waktu hanya dua hari, yang pasti kami hanya fokus pada masa recovery pemain. Kemudian kami akan pelajari video pertandingan tim yang ada satu tim dengan kita. Semoga di babak 6 besar pemain tetap tampil maksimal,” harap Edu.

Puji Tim Papua

Sementara itu, manajer Sepakbola NTT, Jimmy mengaku tuan rumah lebih tampil maksimal dari pada mereka. Bahkan Jimmy angkat topi dan memberikan support agar Papua bisa selalu tampil konsisten setiap pertandingan.

“Selamat buat Papua yang bisa tampil dengan baik dan konsisten di babak grup, kami doakan bisa tetap konsisten hingga final,” ujar Jimmy.

Dirinya juga melayangkan apresiasi kepada pemainnya yang tampil bagus selama babak penyisihan grup. “NTT baru bisa tampil di ajang PON setelah 30 tahun dan bagi kami ini adalah pengalaman yang baik. Anak-anak saya bisa tampil dengan cukup baik di tiga game namun dewi fortuna belum berpihak,” ujar Jimmy.

“Satu hal yang sangat kami sesali adalah ketika lawan Jabar, wasit berikan kartu merah bagi NTT sehingga kami harus bermain 10 orang melawan Jabar. Keputusan wasit sangat merugikan NTT dan kami protes keras,” pungkasnya. (Eri/Yuliana)

Editor : Robin Sinambela

 

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *