Harapan Listrik di Teluk Inami,  Kampung Papuma Menantikan Terang

Dewan Adat Papuma, Yosefus Woniana, berdiri teguh di tanah leluhur, mempertanyakan dengan penuh harap, ‘Kapan cahaya penerangan listrik akan menerangi Kampungnya?. (Ft: Tamrin)

SERUI | MEPAGO,CO – Di kawasan Teluk Inami, harapan warga Kampung Papuma dan Kampung Moiwani untuk mendapatkan akses listrik kian mendesak.

Sebagai bagian dari program “Listrik Masuk Desa,” mereka menantikan PT. PLN untuk segera mengaktifkan jaringan listrik yang telah lama dinanti. Meskipun program infrastruktur listrik telah diluncurkan melalui jalur darat dan laut, melintasi gunung dan sungai di kepulauan Yapen, masih banyak Kampung yang belum terjangkau.

Dengan berjalannya waktu hampir tiga hingga mencapai empat tahun, warga setempat, mendesak agar listrik segera dinyalakan, mengingat pentingnya untuk pembangunan dan kesejahteraan masyarakat di daerah terpencil ini. Demikian hal itu diungkapkan Dewan Adat Papuma, Yosefus Woniana kepada media ini, di Kampung Papuma.

Dikatakannya, program pembangunan infrastruktur listrik, yang dimaksudkan untuk menerangi desa-desa terpencil dan meningkatkan kualitas hidup penduduk, tampaknya masih menyisakan pekerjaan rumah.

“Apa gunanya jaringan bertahun-tahun dibangun sampai ke Papuma kalau tidak dialiri listrik,” ungkap Yosefus dengan nada frustrasi.

Penerangan listrik bukan hanya tentang kenyamanan; ini tentang akses ke pendidikan, kesehatan, dan kesempatan ekonomi yang lebih baik.

Keterlambatan dalam penyalaan listrik di desa-desa ini bukan hanya menunda kemajuan sosial dan ekonomi, tetapi juga menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas dan efisiensi proyek infrastruktur yang telah lama direncanakan.

Di sisi lain, Yosefus mendesak agar PLN fokus tidak hanya pada pembangunan jaringan, tetapi juga pada penyediaan listrik yang aktif.

“Saya minta PLN dapat mempercepat proses ini, sehingga jaringan listrik yang telah dibangun tidak hanya menjadi monumen tanpa fungsi, tapi menjadi sumber cahaya yang membawa perubahan nyata bagi masyarakat Papuma dan Moiwana,” terangnya.

 

Editor: Tamrin Sinambela

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *