MEPAGO. CO. JAYAPURA –Pengembangan perekokonomian Papua tidak lepas dari peran masyarakat Papua. Hingga Desember 2021, dana yang ditabung di Perbankan di Papua lebih kurang 48.02 Triliun. Hal ini menunjukan peningkatan terjadinya peningkatan sebesar 2.96 persen.
Demikian disampaikan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Papua, Naek Tigor Sinaga dalam smbutanya pada acara edukasi dan sosialisasi cinta bangga paham rupiah, jenis-jenis investasi ilegal dan produk perbankan di hotel Horison Kota Raja, Rabu 19 Januari 2022. Turut hadir direktur Bank Papua F. Zendrato, kepala kantor OJK provinsi Papua dan Papua Barat Adolf Fictor Tunggul Simanjuntak. Ketua KMB Provinsi Papua, Ronald E. Simanjuntak, ketua KMB Kota Jayapura, Rudy Hartono Sihombing, ketua PBB Papua Tulus Sianipar, ketua Punguan PPTSB Hendrik Sinaga dan undangan lainnya.
Tingginya penempatan dana oleh masyarakat kepada perbankan tentunya kata Tigor memberikan kesempatan penyaluran kepada pelaku usaha semakin tinggi sehingga mampu menggerakan roda perekonomian di Papua.
Namun demikuan ia juga menyadari peran aktif masyarakat dalam menempatkan dana kepada perbankan harus diimbangj dengan pemahaman yang baik nengenai keuangan. Hal ini penting guna memaksimalkan manfaat dana serta menghindari adanya praktek kesejahteraan mengenai keuangan.
‘’Oleh sebab itu, saya sangat mengapresiasi dan menyambut baik kegiatan edukasi dan sosialusasi yang dilakukan secara bersinergi bersama OJK dan perbankan ini,’’ kata mantan kepala perwakilan BI provinsi Nusa Tenggara Timur ini seraya mengharapkan kedepan kegiatan yang sama dapat dilakukan untuk komunitas lainya yang lebih luas.
Dikatakannya, edukasi dan sosialisasi dapat memberikan manfaat besar kepada masyarakat Papua. Penyebaran informasi kepada masyarakat lainnya dapat memberikan pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat Papua.
Adapun kata dia lewat edukasi dan sosialisasi ini masyarakat mendapat manfaat, pemahaman pentingnya menjaga rupiah melalui peningkayan kecintaan, kebaaggaan dan pemahaman kepada uang rupiah diharapkan masyatakat Papua, khususnya yang beraktivitas di daerah perbatasan dapat terus secara konsisten menggunakan mata uang rupiah sebagai mata uang perdagangan.
Selain itu tambahnya, cinta bangga dan paham rupiah adalah bentuk nasionalisme kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia dan merupakan bentuk aplikasi menjaga kedaulatan dan keutuhan RI dan nerupakan bentuk aplikasi menjaga kedaulatan dan keutuhan RI.” Saya harapkan seluruh pihak yang hadir dapat mengaplikasikan cinta bangga dan paham rupiah dalam kehidupan sehari-sehari,’’ kata Alumni Padjajaran ini.
Sebab kata Tigor dengan mendapatkan edukasi dan sosialisasi produk perbankan semua peserta memiliki opsi lainya. Selain tabuangan atau deposito dalam menempatkan dana di perbankan. Hal ini dapat menguntungkan masyarakat karena memungkinkan untuk mendapatkan manfaat yang lebih tinggi dari produk-produk perbankan lainnya. (***)
Editor : Robin Sinambela