Bupati Waropen, Drs. Fransiscus Xaverius Mote, M.Si, saat menyalakan lilin Natal bersama bocah cilik Aska Paprindey usai menyanyikan lagu “Selamat Natal Mama dan Papa” pada Perayaan Natal Gabungan Pemkab Waropen, TNI/Polri, dan masyarakat di Pelabuhan Pidemani, Waren. (Ft: Tamrin/mepago co)
WAROPEN | MEPAGO.CO – Suasana Perayaan Natal Gabungan Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI/Polri, dan masyarakat di Pelabuhan Pidemani, Waren, pada Selasa malam, 30 Desember 2025, mendadak bergemuruh oleh tepuk tangan para hadirin. Sorak kagum dan aplaus panjang terdengar usai penampilan memukau seorang bocah cilik, Aska Paprindey, yang membawakan lagu “Selamat Natal Mama dan Papa.”
Lagu yang sarat makna tentang kasih sayang orang tua serta kenangan masa kecil itu dinyanyikan dengan penuh penghayatan, membuat banyak peserta ibadah terdiam dan larut dalam suasana haru. Lirik demi lirik yang dilantunkan Aska seakan mengajak hadirin melakukan refleksi batin tentang arti keluarga, kasih, dan kebersamaan dalam perayaan Natal.
Keindahan penampilan tersebut semakin sempurna dengan hembusan angin laut sepoi-sepoi dan cuaca cerah di kawasan Pelabuhan Pidemani, menciptakan suasana Natal yang hangat dan penuh nostalgia. Tak heran, Bupati Waropen, Drs. Fransiscus Xaverius Mote, M.Si, secara spontan memberikan tepuk tangan meriah yang kemudian diikuti seluruh tamu undangan dan jemaat yang hadir.
Aplaus gemuruh tersebut menjadi bentuk apresiasi atas talenta muda yang mampu menghadirkan pesan Natal secara sederhana namun menyentuh hati. Penampilan Aska Paprindey pun menjadi salah satu momen paling berkesan dalam rangkaian Natal Gabungan tahun ini.
Perayaan Natal Gabungan Pemkab Waropen bersama ASN, TNI/Polri, dan masyarakat itu sendiri berlangsung khidmat dan penuh sukacita.
Selain menjadi wadah ibadah dan perayaan iman, Natal Gabungan juga menghadirkan ruang kebersamaan lintas generasi, di mana talenta anak-anak hingga orang dewasa turut ambil bagian memeriahkan perayaan kelahiran Sang Juruselamat.
Momen tersebut menegaskan bahwa Natal bukan hanya dirayakan melalui seremoni, tetapi juga melalui kesederhanaan, ketulusan, dan suara hati, yang pada malam itu dihadirkan oleh seorang bocah cilik di Negeri Seribu Bakau.
Penulis: Tamrin Sinambela
Editor: Tamrin Sinambela
