Pdt. Hugo Tebai (Ft: Tamrin/mepago.co)
WAROPEN | MEPAGO.CO – Kebangkitan Yesus Kristus dirayakan dalam suasana penuh sukacita oleh Kerukunan Masyarakat Batak (KMB) Kabupaten Waropen, yang menggelar perayaan Paskah di tepian Pantai Ronggaiwa, Senin, 21 April 2025.
Ibadah Paskah dipimpin oleh Pdt. Hugo Tebai, dan dihadiri oleh pengurus, anggota, serta anak-anak dari berbagai usia.
Dalam khotbahnya, Pdt. Hugo Tebai mengangkat tema:
“Mati dan Hidupnya Yesus Menyelesaikan Semua Persoalan manusia”,
dengan dasar firman dari Filipi 2:6–11, Lukas 23:41, Roma 5:6, Yesaya 53:3–12, Roma 6:6–12, 1 Korintus 15:36–38, Yohanes 19:30, dan Yohanes 3:17.
Ia menyampaikan bahwa hari ini kita memperingati peristiwa terbesar dalam sejarah umat manusia: kebangkitan Tuhan kita, Yesus Kristus.
2025 tahun yang lalu, Yesus turun ke dunia, menjadi manusia, hidup di antara kita, dan akhirnya mati menggantikan kita — untuk menyelesaikan persoalan terbesar yang tak dapat diselesaikan manusia.
“Ada banyak hal yang bisa kita lakukan sendiri,” ungkapnya.
“Kita bisa membeli baju baru, menikmati makanan enak, bekerja keras, dan mencapai keberhasilan. Namun, ada dua persoalan besar yang tak mampu diselesaikan oleh siapapun, sehebat apapun manusia itu:”
- Menebus dosa.
- Masuk ke Surga.
Firman Tuhan dalam Filipi 2:6–11 menunjukkan kerendahan hati Kristus yang luar biasa. Ia yang setara dengan Allah, rela merendahkan diri menjadi manusia, bahkan sampai mati di kayu salib.
Mengapa? Karena manusia tidak punya harapan setelah jatuh ke dalam dosa. Kematian dan kebinasaan sudah membelenggunya. Yesaya 53:3–12 menggambarkan Yesus sebagai Hamba yang menderita dan menanggung dosa kita semua.
Roma 5:6 menjelaskan bahwa saat kita masih lemah, Kristus sudah mati untuk kita.
Yesus datang bukan untuk mencari orang benar, tapi untuk menyelamatkan orang berdosa (Lukas 23:41).
Yesus tidak mati karena kelemahan, tetapi karena kasih-Nya yang besar.
Ia mati untuk membebaskan manusia dari perbudakan dosa (Roma 6:6–12) dan memberi hidup yang baru (Roma 6:18). Bahkan, Yesus mengalahkan maut seperti yang ditulis dalam 1 Korintus 15:36–38.
Ketika Yesus berkata, “Sudah selesai” (Yohanes 19:30) di kayu salib, itu bukan pernyataan kekalahan, melainkan seruan kemenangan.
Segala tugas penebusan telah tuntas. Dosa manusia telah dibayar lunas.
Yohanes 3:17 mengingatkan bahwa Allah mengutus Yesus bukan untuk menghukum dunia, tetapi untuk menyelamatkannya.
Karena itu, Paskah bukan sekadar perayaan tahunan—tetapi panggilan untuk hidup dalam Kristus (Roma 6:5).
Hidup adalah pilihan: kita bisa memilih untuk berjalan sendiri, atau memilih hidup dalam anugerah dan kuasa kebangkitan-Nya.
“Asal kita tinggal di dalam Yesus, semua persoalan akan teratasi,” tutup Pdt. Hugo Tebai.
Penulis: Tamrin Sinambela
Editor: Tamrin Sinambela