Tagih Sisa Pembayaran Kayu, Pengusaha Lakukan Pemalangan Pasar Darurat Urei Faisei

Plt. Kepala BPBD Waropen bersama staf saat menggelar pertemuan dengan pengusaha kayu Agus Olat Imbiri dan rekannya untuk membahas tuntutan pembayaran sisa material pembangunan Pasar Darurat Urei Faisei. (Ft: Tamrin/mepago.co)

WAROPEN | MEPAGO.CO – Meskipun Pasar Darurat Urei Faisei telah diresmikan pada bulan lalu, pembangunan pasar tersebut masih menyisakan persoalan. Salah satu pengusaha kayu lokal, Agus Olat Imbiri, menuntut sisa pembayaran atas pasokan kayu yang digunakan dalam pembangunan pasar darurat tersebut.

Menurut Agus, ia telah memasok sebanyak 9 kubik kayu sesuai permintaan kontraktor pelaksana proyek, dengan harga per kubik sebesar Rp2,3 juta. Total nilai pasokan mencapai Rp20,7 juta, namun yang baru dibayarkan oleh pihak kontraktor hanya Rp10 juta. Artinya, masih ada sisa pembayaran sebesar Rp10,7 juta yang belum dilunasi.

Plt. Kepala BPBD Waropen saat memberikan keterangan pers usai berdialog dengan pengusaha kayu terkait tuntutan pembayaran sisa material pembangunan Pasar Darurat Urei Faisei. (Ft: Tamrin)

“Kayu saya sudah digunakan, tetapi sampai hari ini belum juga dilunasi. Kami sudah berulang kali menanyakan kepada kontraktor pelaksana, namun belum ada kejelasan atau kepastian kapan akan dibayar. Karena itu, saya bersama rekan-rekan terpaksa melakukan pemalangan pasar ini sebagai bentuk protes,” ujar Agus saat ditemui di lokasi, Rabu (3/7/2025) pukul 08.00 WIT.

Ia menegaskan bahwa pemalangan tidak akan dibuka sebelum seluruh pembayaran diselesaikan. Meski demikian, aktivitas jual beli di pasar tetap berlangsung, walaupun dalam suasana yang sedikit terganggu.

Menanggapi aksi pemalangan tersebut, Plt. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Waropen, Damarce Maniburi, langsung turun ke lokasi dan menggelar pertemuan singkat dengan pihak penjual kayu.

“Setelah saya mendengar langsung dari para penjual, memang benar mereka menuntut sisa pembayaran. Kami akan segera menyampaikan permasalahan ini kepada pimpinan,” jelas Damarce kepada media ini.

Pengusaha kayu Agus Olat Imbiri bersama rekannya saat berfoto di lokasi pemalangan Pasar Darurat Urei Faisei sebagai bentuk protes atas sisa pembayaran kayu yang belum diselesaikan.

Ia juga mengakui sebelumnya tidak mengetahui adanya keterlambatan pembayaran. “Saya akan laporkan secara resmi, karena berdasarkan informasi terakhir, pembayaran terhadap seluruh pekerjaan pasar darurat memang belum 100 persen tuntas,” tambahnya.

Beberapa saat setelah pertemuan tersebut, Plt. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi (Perindagkop) Waropen juga tiba di lokasi dan terlihat berdialog dengan para penjual kayu guna meredam ketegangan.

Pantauan media ini di lapangan menunjukkan bahwa meskipun ada aksi pemalangan, kegiatan jual beli masyarakat di pasar masih tetap berjalan dengan aman dan tertib.

 

Penulis: Tamrin Sinambela

Editor: Tamrin Sinambela

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *