CATATAN PINGGIRAN GATEBALL PAPUA DI BALIGE

LARI243 Dilihat

OLEH : ROBIN SINAMBELA (HUMAS)

Pra PON dan Kejurnas di Balige, Ibu kota Kabupaten Tobasa sudah berakhir. Demikian pula Open Tournament Lake Toba Internasional memperebutkan hadian Rp 100 juta berakhir dengan suka cita. Kontingen yang gagal meraih medali kembali ke daerah asalnya masing-masing tentu pulang dengan satu tekad di Kejurnas lain tidak ingin gagal lagi.

Demikian pula bagi Tim Gateball daerah lain yang berhasil meraih atau membawa piala atau hadiah uang pembinaan, jangan terlalu larut dengan kebanggaan sukses meraih juara, tetapi perlu melakukan evaluasi kelebihan dan kekurangan selama PRA PON dan Kejurnas 2019 serta Open Tournamen Lake Internasional 2019. Mempertahankan jauh lebih sulit dari pada merebut.

Untuk itu, bagi Tim Gateball yang sukses meraih juara, jangan pernah menganggap remeh lawan dan selalau waspada terhadap kekuatan tim-tim gateball provinsi lain. Latihan perlu ditingkatkan lagi, khususunya Tim gateball Papua. Apalagi tim gateball Papua hamper satu tahun mengikuti Trainging Centre (TC) berjalan. Meskipun Tim Gateball Papua di kategori double putra sukses meraih juara 1 pada Open Tournament Lake Internasional 2019, tetapi di PRA PON dan Kejurnas 2019 dinilai Tim Gateball Papua dinilai gagal meraih medali emas, khususnya di kategori Beregu campuran. Pada ivent ini Papua hanya meraih meraih 1 medali perak dan 1 perunggu. Pasalnya, di eksebisi 2016 PON di Bandung, Kategori beregu campuran Papua berhasil meraih medali.

Demikian pula di tahun 2017 Open Tournamen Dirjen Bina Marga Jakarta, tim beregu campuran Papua berhasil meraih juara 1. Selain berhasil mendapat dana pembinaan dan piala menetap. Tim Gateball Papua juga berhak membawa piala bergilir ke Papua. Kebahagian itu terasa lengkap lagi, di tahun yang sama yakni tahun 2017 saat Open Tournament di Gorontalo. Open Tournament ini memperebutkan piala Kementerian Pekerjaa Umum dan Perumahan Rakyat.

Lagi-lagi tim beregu campuran Papua berhasil meraih juara 1. Sebagai juara 1, tim gateball beregu campuran berhasil membawa piala bergilir ditambah piala menetap dan uang pembinaan. Sukses mengawinkan dua piala yakni piala Dirjen dan Piala Menteri PUPR menjadikan Tim Gateball cukup disegani di seantro bumi pertiwi Indonesia.

Kesuksesan ini juga tidak hanya sampai disitu saja, dibawah pimpinan menajer Saudara Hutabalin dan pelatih Andi Suardi serta asisten pelatih Samsul Bachri, sederatan gelar juara diraih, seperti tahun 2018 Open Tournament Kasau Bogor, tim beregu campuran berhasil merebut juara 3. Padahal tournament ini diikuti tim gateball Negara India, demikian juga saat tahun 2018 open tournament Piala BBPJN II, Medan, Tim Gateball Papua gagal di Beregu Campuran, Tim Gateball kategori Double campuran keluar sebagai juara 1.

Sayangnya di awal tahun 2019, tim andalan beregu campuran Papua di Open Tournamen Bali, hanya sebagai juara 2. Tim Papua kalah melawan tuan rumah Bali. Sebelum melangkah ke Final, di semifinal Tim Gateball kategori double campuran berhasil mengalahkan tim PON Bali. Papua kalah difinal hanya karena paktor non teknis. Pertemuan antara tuan Rumah Bali melawan Papua saat itu cukup menarik perhatian dari semua penonton yang berada di pinggir lapangan. Lapangan bersatandar Internasional membuat kedua tim memperagakan permainan terbaiknya.

Tehnik dan akurasi pukulan pemain sangat menonjol sehingga enak ditionton. Decak kagumpun terlihat dari wajah penonton. Bermain tenang membuat pemain Gateball menguasai lapangan. Sementara lawan dari Bali sebagai tuan rumah terlihat kasak kusuk tidak mau dipermalukan sebagai tuan rumah.

Sayangnya disaat detik-detik terakhir, non teknis sangat mempengaruhi. Namun demikian kekalahan itu diterima semua pemain Gateball Papua dengan lapang dada, meskipun peluang untuk meraih juara 1 sudah di depan mata.

Kembali ke Pra PON dan Kejurnas 2109 Balige, harus jujur diakui bahwa nama besar Papua di bidang olahraga Gateball membuat pemain terlihat menganggap remeh lawan, seperti saat melawan provinsi Lampung. Provinsi penghasil Kopi ini menang melawan Papua. Nota bene provinsi ini baru mengenal Gateball.

Catatan sejak saya mendampingi Gateball dibeberapa kali pertandingan. Di Pra PON dan Kejurnas 2019 Balige, terlihat sangat menurun, tehnik dan semangat bertanding seperti kurang. Kalau soal strategi yang diperagakan pelatih, kelihatanya sama semua, tidak terlalu jauh berbeda. Sebagai kategori andalan yakni  beregu campuran, Tim andalan Papua kandas di 8 besar, tragisnya lagi tim beregu campuran Papua kalah dari Tim Beregu campuran Papua Barat.

Jadi selain factor lapangan yang dinilai tidak standard, lapangan bergelombang tidak rata. Parahnya lagi, ada lapangan becek, miring dan menyimpan air. Nah, ketika lapangan diinjak pemain, sepatu terbenam. Demikian pula ketika bola diinjak, bola terbenam. Sehingga  menyulitkan atlet gateball Papua memukul serta mengembangkan permainnya. Lantaran selama ini, pemain gateball Papua terbiasa bermain dilapangan yang standard Internasional. Hombes gateball Papua di tanah Hitam, milik BPPJN XVIII Jayapura.

Namun itu bukan menjadi suatu alasan. Pasalnya, tim yang lainpun bermain dilapangan yang sama. Ini perlu menjadi catatan bagi pelatih, pemain gateball Papua sekali-kali harus dilatih bermain dilapangan yang kurang memenuhi standard. Sehingga pemain Papua tidak kesulitan menyesuaikan diri saat bermain dilapangan yang tidak layak.

Jadi selama 3 tahun saya ikut mendampingi Tim Gateball Papua disejumlah kejuaraan. Saya mengamati perkembangan Gateball di Indonesia kini semakin merata. Luar biasa perkembangan gateball di tanah air. Hebatnya lagi setiap kejuaraan Gateball pendaftarnya selalu membludak. Rata-rata 130 peserta baik dari tim provinsi maupun dari klub-klub gateball diseluruh Indonesia ikut berpartisipasi. Skil juga saya lihat sudah merata. Persoalannya mendasar saya lihat hanya soal mental dan kesabaran pemain bermain.

KALAH SKIL

Kegagalan Tim Gateball Papua meraih medali emas selama PRA PON dan KEJURNAS 2019 dan Open Tournament Lake Toba Internasional adalah Skil dan mental bertanding atlet Papua kalah, khususnya bagi pemain muda Papua yang baru pertama kali tampil di kejuaraan. Mental bermain  belum stabil.

Kelemahan lain, Sparking, pukulan lurus dan bantuan bola teman atau bola penyangga kurang stabil. Misalnya latihan sparking harus diperbanyak, bila perlu satu hari, atlet khusus latihan sparking. Juga focus latihan menembak perlu lebih diperbanyak. Ini tentunya semua dipengaruhi faktor latihan. Ini jadi bahan evaluasi buat Tim Papua.

Faktor psikologi dan jam terbang bermain masih perlu ditambah. Lebih khusus buat atlet muda gateball Papua. Pemain muda ini perlu lagi tingkatkan latihan lagi, jika ingin menjadi pemain gatebaal handal kedepan. Ayo Katorang Bisa… Selamat buat tim Gateball Papua.(*****)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *