SERUI | MEPAGO,CO – Momentum Hari Kelahiran ke-79 Kejaksaan Republik Indonesia seharusnya dimanfaatkan untuk memperkuat komitmen dan semangat dalam menjalankan tugas. Demikian amanat Jaksa Agung Buhanuddin yang dibacakan Kajari Kepulauan Yapen, Agus K Alam, SH, MH, pada Upacara peringatan di halaman Kejari Serui, Jalan Sumatera-Serui.
Jaksa Agung menekankan pentingnya membangun kualitas diri melalui mental, akhlak, adab, dan moral yang baik serta belajar dari para senior untuk meningkatkan integritas. Ia juga menyatakan bahwa tongkat estafet penegakan hukum akan segera berada di tangan para Adhyaksa Muda, yang harus mempersiapkan diri dengan baik, mengembangkan wawasan, dan terus belajar.
Masyarakat, menurut Jaksa Agung, selalu mengawasi dan menilai setiap langkah yang diambil. “Kita semua adalah etalase wajah Kejaksaan. Jaga diri, jaga institusi, dan hindari tindakan yang dapat merusak nama baik institusi,” ujarnya.
Jaksa Agung juga menegaskan pentingnya semangat jiwa korsa dan kesatuan dalam menjalankan tugas. “Kejaksaan adalah satu dan tidak terpisahkan. Keberhasilan Kejaksaan adalah hasil kerja keras kolektif seluruh insan Adhyaksa,” tambahnya. Ia mengingatkan agar seluruh jajaran Kejaksaan terus menjaga integritas dan profesionalisme serta tidak berpuas diri dengan capaian yang telah diperoleh.
Menghadapi tantangan masa depan, Jaksa Agung menyerukan agar Kejaksaan terus berinovasi dan mengembangkan diri. “Bekerjalah dengan hati nurani, junjung tinggi nilai-nilai kejujuran, integritas, dan profesionalitas,” tegasnya.
Ia menekankan pentingnya menjawab tantangan era globalisasi dengan soliditas dan profesionalisme yang tinggi.
Selama lima tahun terakhir, Kejaksaan telah menunjukkan capaian signifikan sebagai lembaga penegak hukum yang paling dipercaya masyarakat. “Kejaksaan harus tetap teguh pada prinsip-prinsip hukum dan keadilan, menjaga independensi, dan tidak terpengaruh oleh kekuatan luar,” tambah Jaksa Agung. Dengan prinsip-prinsip tersebut, diharapkan Kejaksaan dapat terus mewujudkan penegakan hukum yang berkeadilan di Indonesia.
Editor: Tamrin Sinambela