MEPAGO.CO, SERUI – Kendati, salah satu anggota dewan Yapen sudah positif reaktif hasil rapid test melalui rapid test klaster kesehatan, tetapi sayang upaya dan langkah gugus tugas covid-19 Yapen untuk memasukkan yang bersangkutan ke gedung biru begitu dingin. Alhasil, mengundang berbagai pertanyaan dari para tokoh dan elemen masyarakat diantaranya Kamar Adat Pengusaha Papua (KAPP) Yapen, Sabtu (02/05/2020), sekitar pukul 15.30 WIT mendatangi Posko Induk Gugus Tugas Covid-19 Yapen, guna memertanyakan langkah dan upaya tim gugus tugas covid untuk memasukkan oknum anggota dewan tersebut ke pusat isolasi yaitu gedung biru.
Ketua KAPP Yapen Robert Ayomi bersama beberapa anggota KAPP langsung mendatangi poko induk, dan meminta kepada gugus tugas Yapen secepatnya memindahkan anggota dewan yang berdomisili di Kampung Mantembu Distrik Anotaurey untuk di pindahkan ke gedung biru guna menjalani isolasi. Pasalnya, ia menilai bahwa selama yang bersangkutan tidak masuk ke gedung biru tempat pusat isolasi yang sudah disediakan pemerintah setempat, maka kekuatiran masyarakat akan menyebarnya virus akan menjadi-jadi lagi.
“Kehadiran kami di posko induk, guna menanyakan mengapa salah seorang anggota dewan yang sudah positif reaktif hasil rapid test, tidak masuk ke gedung biru,” katanya kepada media melalui via telepon selulernya usai keluar dari posko induk. Dikatakannya, selama yang bersangkutan menjalani karantina mandiri, ia menerima laporan dari masyarakat bahwa yang bersangkutan masih sering keluar rumah pada malam hari. Padahal, menurut Robert bahwa prosedur dan standar operasioal karantina mandiri untuk mengurangi ruang gerak guna menghindari berbagai kontak dengan warga lainnya. Tentu, kata Robert, hal demikian sangat meresahkan masyarakat bahkan lingkungan sekitarnya.
“Yang bersangkutan kan statusnya sedang menjalani karantina mandiri, tetapi warga pernah memergoki yang berangkutan sedang mengendarai kendaraan roda empat yaitu mobil saat keluar dari Kampung Mantembu. Inilah, yang membuat warga menjadi panik dan kuatir. Kepanikan ini, tentu saja bukan dialami warga sekitarnya, tetapi rasa panik tentu juga dialami seluruh warga apabila yang bersangkutan masih tetap bersih keras menjalani karantina mandiri,” ungkapnya lagi.
Oleh karena itu, ia menilai dan berfikir bahwa gugus tugas Yapen tidak tegas alias kurang taring untuk bertindak dalam memindahkan yang bersangkutan ke gedung isolasi untuk bersama-sama dengan 2 orang yang sudah positif reaktif hasil rapid test. “Masa 1 orang saja yang sudah positif reaktif hasil rapid test tidak bisa di pindahkan untuk menjalani isolasi di gedung biru. Sehingga saya melihat dan menilai bahwa tim gugus tugas Yapen kurang tegas dalam melaksanakan tugas khususnya kepada salah seorang anggota dewan yang sudah berstatus reaktif covid-19 (C-19)
Sekedar diketahui bahwa yang bersangkutan melalui pemeriksaan rapid test sebanyak 2 kali, hasilnya positif rapid test, bahkan peningkatan status dari orang tanpa gejala (OTG) menjadi reaktif. Sementara, 2 orang PNS di lingkungan Pemda Yapen, yang posiif rapid test sudah mengikuti prosedur dan SOP yaitu menjalani isolasi di gedung biru, tetapi salah satu anggota dewan Yapen ini, lebih memilih karantina mandiri.
Sementara itu, melalui rapid test massal oleh klaster kesehatan dari 102 orang yang dilakukan rapid test, hasilnya 99 negatif dan 3 orang reaktif covid-19. 2 orang sudah menjalani isolasi, sedangkan 1 orang hingga berita ini dimuat masih menjalani karantina mandiri di rumahnya sendiri. {***)
Penulis : Nato Yapen!
Editor : Jerry