Pandangan Adat Yapen Soal Calon Bupati 2024

SERUI | MEPAGO,CO — Menjelang Pemilu serentak 2024, berbagai pandangan muncul dari masyarakat adat di Yapen mengenai calon bupati dan wakil bupati. Beberapa pihak menekankan pentingnya calon bupati dan wakil bupati adalah orang asli Papua. Namun, ada juga yang berpendapat bahwa wakil bupati tidak harus orang asli Papua, mengingat belum ada regulasi yang jelas terkait hal ini, yang saat ini hanya berlaku untuk posisi gubernur dan wakil gubernur di Papua.

Jhon Barangkea, Kepala Keret Besar Mantuga Suku Yawaonate, kepada media pada Senin malam (13/5/2024), menilai bahwa pandangan masyarakat ini wajar dan sesuai dengan semangat otonomi khusus Papua. Namun, ia menekankan perlunya kajian mendalam mengenai keadaan saat ini di Yapen.

“Regulasi yang ada saat ini hanya mencakup gubernur dan wakil gubernur, sedangkan untuk bupati dan wakil bupati belum ada. Hal ini masih dalam perjuangan oleh MRP. Pertanyaannya adalah apakah mereka akan memperjuangkannya dengan serius ke pusat atau hanya secara lokal di Papua,” ujar Jhon Barangkea.

Menurut Barangkea, untuk posisi bupati, ia sangat mendukung jika diisi oleh orang asli Papua. Namun, untuk wakil bupati, yang terpenting adalah keseriusan calon dalam membangun Kabupaten Kepulauan Yapen.

“Kita tahu bahwa di Yapen ini, selain orang asli Papua, juga terdapat masyarakat nusantara termasuk anak-anak peranakan seperti peranakan Tionghoa Serui yang telah lama hidup di tanah adat dan turut membangun daerah ini,” tambah Barangkea.

Ia mengakui bahwa kontribusi masyarakat non-Papua sangat nyata bagi kemajuan daerah. Menurutnya, membangun Yapen membutuhkan pemimpin yang berintegritas, mampu merangkul semua kalangan, dan memiliki niat tulus untuk membangun di segala bidang demi kesejahteraan masyarakat Yapen di atas tanah Papua.

“Kerjasama dan sinergitas dari berbagai kalangan masyarakat, termasuk mereka yang lahir dan besar di Yapen meskipun bukan orang asli Papua, sangat penting. Ini juga telah terbukti dari sejumlah pemimpin non-Papua yang nyata-nyata mengabdi untuk tanah dan masyarakat asli Papua di negeri pencetus zona damai Tanah Papua,” tutup Barangkea.

 

Editor: Tamrin Sinambela

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *