Warga Kampung Harapan Palang Jalan, Protes Dua Pekan Tanpa Air Bersih PDAM

Dua pekan tanpa air bersih, warga Kampung Harapan turun ke jalan! Inilah aksi pemalangan jalan dipimpin Jhon Barangkea sebagai bentuk protes atas mandeknya distribusi air PDAM. Ia menuntut solusi cepat dari pemerintah daerah. (Ft: Tamrin)

SERUI | MEPAGO,CO – Warga Kampung Harapan, Kelurahan Serui Jaya, Distrik Yapen Selatan, memblokade jalan utama pada Senin (3/2/2025) pagi sebagai bentuk protes atas terhentinya pasokan air bersih dari PDAM selama dua pekan terakhir. Aksi ini dipimpin langsung oleh Kepala Kerek Mantuga, Jhon Barangkea, SH, dan dilakukan tepat di depan rumahnya. Tak hanya memalang jalan, warga juga membakar ban sebagai bentuk kekecewaan mereka. Akibat aksi tersebut, akses kendaraan menuju Kampung Harapan sepenuhnya terhenti.

Jhon Barangkea menyatakan bahwa aksi ini merupakan puncak dari kekecewaan warga yang sudah dua pekan tidak mendapatkan air bersih akibat proyek pergantian saluran pipa oleh PDAM. Ia menegaskan bahwa proyek semacam ini seharusnya disosialisasikan terlebih dahulu kepada warga, RT, lurah, maupun pihak distrik sebelum pelaksanaan.

“Saya bingung, sudah dua pekan ini kami tidak menikmati air bersih. Kalau ada pergantian pipa, seharusnya ada pemberitahuan dulu. Kami sudah sampaikan ini ke PDAM, tapi sampai sekarang belum ada solusi,” tegas Jhon.

Ia juga menjelaskan bahwa dirinya telah beberapa kali bertemu dengan pihak PDAM untuk meminta agar pasokan air segera dikembalikan. Selain itu, Jhon berharap ada keringanan biaya bagi pelanggan, terutama bagi pemilik tanah adat seperti dirinya. Ia menambahkan, rumah yang saat ini ditempatinya sebelumnya dimiliki oleh warga lain, namun ia ambil alih karena status tanah tersebut bermasalah di bank.

“Saya hanya melanjutkan kepemilikan tanah adat saya. Soal status pelanggan aktif, saya tidak tahu pasti. Tapi sebagai pemilik hak ulayat, seharusnya ada kebijakan khusus untuk kami,” ujarnya.

Jhon juga mengkritisi sikap Direktur PDAM yang menurutnya selalu melempar tanggung jawab kepada Penjabat (Pj) Bupati atau Bupati definitif terkait kebijakan pembebasan biaya.

Direktur PDAM Yapen, Ahmad Setiawan

Sementara itu, Direktur PDAM Kepulauan Yapen, Ir. Ahmad Setiawan, saat ditemui di ruang kerjanya, membenarkan bahwa gangguan distribusi air di Kampung Harapan disebabkan oleh proyek pergantian pipa yang masih berlangsung.

“Air PDAM di Kampung Harapan mati selama dua pekan karena ada pergantian pipa. Setelah proyek ini selesai, air akan kembali mengalir,” jelas Ahmad.

Ia juga mengakui telah dua kali bertemu dengan Jhon Barangkea terkait permintaan pembebasan biaya air. Namun, menurutnya, keputusan tersebut bukan berada di tangan PDAM.

“Saya sudah jelaskan bahwa untuk pembebasan biaya air harus ada keputusan dari Pj Bupati atau Bupati definitif. Kami hanya menjalankan tugas untuk memastikan pelayanan air bersih berjalan dengan baik,” tegasnya.

Ahmad menambahkan, PDAM telah menawarkan keringanan berupa pemutihan tunggakan bagi pelanggan di Kampung Harapan. Namun, jika pipa disambungkan kembali dan pelanggan menjadi aktif, pembayaran rekening air tetap harus dilakukan setiap bulan.

 

Editor: Tamrin Sinambela

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *