Di Yapen BBM Subsidi Tidak Tepat Sasaran?

Suasana kendaraan saat antri panjang untuk mengisi BBM di SPBU Reguler. (Foto: Tamrin Sinambela)

MEPAGO,CO. YAPEN – Keresahan masyarakat di kabupaten kepulauan Yapen atas persoalan bahan bakar minyak jenis Pertalite tak kunjung selesai. Padahal, keresahan masyarakat itu sudah terjadi selama beberapa pekan.

Lewat berbagai media sosial khususnya di Whatsupp Radar Yapen kekecewaan masyarakat atas bahan bakar minyak sudah berulang kali disoroti, tetapi tindakan oleh instansi terkait untuk melakukan pengawasan terhadap BBM Subsidi sebagaimana Peraturan Presiden No. 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran BBM. Salah satunya dengan melibatkan Pemerintah Daerah dan Kepolisian Daerah dalam melakukan pengawasan terhadap penyediaan dan pendistribusian BBM Solar Subsidi dan Premium Penugasan.

Mungkin masyarakat ingin berbuat banyak dalam menyikapi persoalan bahan bakar minyak, tetapi apa daya tangan tak sampai.  Lantas, sampai kapan keresahan masyarakat terhadap BBM jenis Pertalite yang sudah menjadi BBM bersubsidi dapat teratasi???.

Kita tahu, minyak pertalite setelah menjadi milik pemerintah sejak 10 Maret 2022, penyaluran BBM bersubsidi ada aturannya, tidak lagi sebelum non subsidi.

Yapen adalah kabupaten kepulauan, masyarakatnya banyak yang tinggal di pesisir Pulau dan mata pencaharian warga pun sebagai nelayan dan petani.

Sehingga, kebijakan pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM mengambil alih minyak pertalite sebagai barang subsidi untuk meringankan beban masyarakat sangat baik dan membantu masyarakat yang tidak mampu.

Akan tetapi, di kabupaten kepulauan Yapen BBM Pertalite Subsidi “tidak tepat sasaran”.  Pasalnya, saat Depot Pertamina Serui menyalurkan BBM Pertalite ke SPBU, antrian kendaraan roda dua dan roda empat sudah berada di pintu masuk SPBU.

Saban hari antrian kendaraan di SPBU, bisa dikatakan itu-itu saja. Mirisnya lagi, kendaraan yang sama bisa lebih dari satu kali untuk mengisi minyak di tangki kendaraan. Akhirnya, di SPBU minyak pertalite cepat habis dan masyaakat kadang ridak kebagian.

Untuk itulah, instansi terkait harus melakukan zidak ke lapangan, jangan menjadi penonton atau tidak mau tahu dengan keadaan.Tetapi bagaimana keresahan masyarakat dapat teratasi, itulah harapan masyarakat.

Masa kita hanya mau mengisi 3 sampai 4 liter minyak pertalite di SPBU harus menunggu lama akibat antrian panjang, ujar salah seorang warga yang tiidak mau namanya di publikasikan.

Jika memang minyak pertalite barangnya subsidi, kenapa BBM subsidi dihabiskan para penyedot? tanya sumber yang juga masih enggan namanya dicatut. (***)

Editor: Tamrin Sinambela

 

 

 

 

 

 

Loading

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *